Kesiapan Mental Hadapi Pandemi Covid 19
(oleh: Dina Nur Permatasari)
Hampir tiga bulan Indonesia
menghadapi masa pandemi covid 19. Tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020, untuk
pertamakalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di
Indonesia. Pandemi ini sudah banyak menimbulkan kerugian dalam berbagai bidang
kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, termasuk mental masyarakat. Selain
dukungan materil masyarakat juga sangat butuh dukungan moril karena banyak
kesedihan yang ditimbulkan oleh pandemi ini seperti kehilangan orang yang
dicintai, kehilangan pekerjaan, kehilanagn kebebasan untuk beraktivitas diluar
rumah, dan ketidak pastian serta ketakutan akan masa depan. Sekretaris Jenderal
PBB Antonio Guterres mendesak pemerintah, masyarakat sipil dan otoritas
kesehatan untuk segera menangani kebutuhan kesehatan mental yang timbul sebagai
dampak dari pandemi coronavirus. Dia memperingatkan, wabah telah meningkatkan
tekanan psikologis bagi masyarakat.
Guterres mengatakan mereka yang
paling berisiko dan membutuhkan bantuan adalah petugas kesehatan garis depan,
orang tua, remaja, orang muda, mereka yang memiliki gangguan kondisi kesehatan
mental yang sudah ada sebelumnya, dan mereka yang terjebak dalam konflik dan
krisis. Dalam pesan pengarahan itu, PBB juga
mengatakan kesehatan mental dan kesejahteraan seluruh masyarakat yang terdampak
krisis merupakan prioritas yang harus segera diatasi. PBB mengingatkan, masalah
kesehatan mental mungkin terjadi dan jika tindakan tidak dilakukan penanganan
yang tepat, wabah Covid-19 bisa memicu benih krisis kesehatan mental yang besar.
Kondisi psikologis mental masyarakat dapat diperburuk oleh tekanan keluarga,
isolasi sosial, dan kegiatan pekerjaan atau pendidikan yang terganggu.
Untuk menjaga kesehatan mental
saat kondisi pandemi covid 19, beberapa cara dapat dilakukan oleh masyarakat
untuk mengurangi dampak kecemasan mengenai pandemi yang belum diketahui kapan berakhir. Yang pertama dengan membatasi
menonton, membaca atau mendengarkan informasi yang berlebihan dimaksudkan agar
kita terhindar dari berita hoax yang membuat cemas. Cara kedua yaitu memilah
inforasi yang didapat. Masyarakat harus pandai memilih berita yang tepat serta
akurat dengan cara mencari kebenaran dari berita yang diperoleh melalui akun
resmi keminfo atau situs terpercaya lainnya. Selanjutnya masyarakat dihimbau untuk
menghindari perasaan tidak nyaman dengan melakukan kegiatan positif, seperti
berolah raga, mengkonumsi makanan yang bergizi dan memperbanyak kegiatan
beribadah.
Setiap orang perlu menjaga
kesehatan mental untuk menghindari dampak keluhan fisik yang muncul akibat
stres. Karena, ketika seseorang stres, maka sistem imun dalam tubuh akan
berkurang. Hal ini kemudian akan menyebakan tubuh mudah untuk terserang
penyakit. Oleh karena itu menjaga mental, hati, dan pikiran positif positif
sangat diperlukan karena akan meningkatkan imun tubuh sehingga sukar terkena
penyakit.
Sumber:
Pranita Ellyvon,
2020, “Diumumkan Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk Indonesia dari Januari”,
Diakses dari: https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/11/130600623/diumumkan-awal-maret-ahli--virus-corona-masuk-indonesia-dari-januari
Tim Komunikasi Publik GT Nasional, 2020,
“Tips Kesehatan Jiwa Menghadapi Situasi Dampak Pandemi COVID-19” Diakses
dari: https://covid19.go.id/p/berita/tips-kesehatan-jiwa-menghadapi-situasi-dampak-pandemi-covid-19
Allianz, 2020, “Pentingnya
Menjaga Kesehatan Mental di Samping Kesehatan Fisik saat Pandemi COVID-19”
Diakses dari: https://www.allianz.co.id/explore/detail/pentingnya-menjaga-kesehatan-mental-di-samping-kesehatan-fisik-saat-pandemi-covid-19/99383
0 Komentar