Mengenal Penyakit Leptospirosis

Oleh

Rissella Putria


Sumber: https://www.sehatq.com/penyakit/leptospirosis

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan tingkat kehangatan yang tinggi. Meskipun matahari menyinari hampir sepanjang hari, namun kita tidak bisa mengelak dengan adanya curah hujan yang cukup tinggi pula. Dari curah hujan yang tinggi tersebut sering kali membuat negara Indonesia mengalami bencana alam banjir apalagi di beberapa daerah di Indonesia. Karena banjir tersebut, banyak sekali bakteri atau virus yang menyangkut dimana saja sehingga menimbulkan penyakit, salah satunya penyakit Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang menyerang manusia dan hewan (zoonosis) yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan tertentu yang terinfeksi bakteri ini. Leptospira interrogans yang memiliki banyak serovr menjadi penyebab adanya penyakit ini. Dan tikus menjadi sumber utama dari leptospira dan menjadi sumber penularan bagi manusia dan hewan. Kemudian, hewan-hewan lainnya, seperti sapi, anjing, babi, kuda, domba, dan kucing pun dapat terinfeksi leptospira dan juga dapat menjadi sumber penularan bagi manusia dan hewan lainnya. 

Bakteri Leptospira ini dapat hidup dan berkembang selama beberapa tahun pada ginjal hewan yang terinfeksi bakteri ini. Ketika hewan yang terinfeksi tersebut mengeluarkan urine, maka menyebabkan adanya kontaminasi antara  urine tersebut di dalam perairan ataupun pada tanah di lingkungan. Kemudian, bakteri yang telah terkontaminasi dengan air ataupun tanah tersebut akan bertahan dalam hitungan bulan bahkan tahun. 

Indonesia dengan curah hujan yang tinggi me- nyebabkan penyakit ini mewabah ketika terjadi banjir, karena bakteri yang bertahan cukup lama. Oleh karena itu, penyakit ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir. Leptospirosis juga rentan menyerang orang-orang yang biasa kontak dengan hewan, misalnya peternak atau pengurus hewan, personel militer, pekerja di pemotongan hewan, pembersih saluran pembuangan atau selokan, bahkan pekerja tambang. Ketika orang tersebut terinfeksi bakteri ini, maka ia akan mengalami gejala penyakit leptospirosis dalam waktu dua minggu seperti mual, muntah, meriang, sakit kepala, nyeri otot, diare, demam, ruam, dan konjungtivitis, bahkan ketika dalam satu minggu tidak kunjung membaik dapat terjadi gangguan pada beberapa organ tubuh manusia. Sementara itu, hewan yang terinfeksi akan tetap menyebarkan bakteri melalui urine yang dikeluarkan olehnya tanpa mengalami gejala apapun. 

Dengan demikian, menjaga kesehatan serta kebersihan kita dari lingkungan luar sangatlah penting untuk menghindari penyakit leptospirosis. Sebisa mungkin untuk menghindadi genangan air kotor, menjauhi binatang liar, serta jika perlu menggunakan disinfektan atau bahkan masker jikalau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hewan. 

 

SUMBER RUJUKAN 

Willy, Tjin. (2018). Leptospirosishttps://www.alodokter.com/leptospirosis , diakses pada 11 Juli 2021 pukul 20.00

Noach, S., Noach, Y. (2020). Prevalensi dan Serovar Penyebab Leptospirosis Pada Sapi di Abatoar Giwangan Yogyakarta. Journal of Tropical Animal Science and Technology, 2(1), 37-42. DOI: https://doi.org/10.32938/jtast.v2i1.597

Rampengan, N. (2016). Leptospirosis. Jurnal Biomedik: JBM, 8(3). DOI: https://doi.org/10.35790/jbm.8.3.2016.14148




Posting Komentar

0 Komentar

Tentang KSR UPI

KSR PMI Unit UPI merupakan unit kegiatan mahasiswa di bawah naungan Palang Merah Indonesia dan Universitas Pendidikan Indonesia.

KSR PMI Unit mengalami beberapa kali transformasi sebelum menjadi Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit Universitas Pendidikan Indonesia:

Berawal dari sebuah organisasi tingkat jurusan Biologi yang bernama Keluarga Donor Darah (KDD) Formica yang terbentuk pada tahun 1975. Pada tahun 1983 organisasi ini kemudian berkembang menjadi organisasi tingkat fakultas dengan nama KDD FPMIPA IKIP Bandung yang kemudian berkembang dan akhirnya menjadi sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat Universitas pada tahun 1985 dengan nama KDD IKIP Bandung.
Sebagaimana namanya, KDD (Keluarga Donor Darah), maka pergerakannya pun terfokus dalam bidang kedonordarahan. Namun seiring bertambahnya usia, organisasi ini memiliki berbagai bidang garapan yang diantaranya kegiatan kepalangmerahan, seperti pertolongan pertama sehingga KDD berubah nama menjadi KDD dan PPPK IKIP Bandung.

Perubahan IKIP menjadi Universitas Pendidikan Indonesia merubah pula nama organisasi ini menjadi KDD dan PPPK UPI. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Musyawarah Anggota XVII, nama organisasi mengalami perubahan lagi menjadi Korps Sukarela PMI Unit UPI (KSR PMI Unit UPI), sebagaimana yang masih digunakan hingga saat ini.