Foto Feed Instagram KSR UPI Memperingati Hari Hepatitis Sedunia (Sumber: @ksrupi)
Apa itu Penyakit Kuning?
Penyakit kuning atau dalam dunia medis disebut hepatitis, merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada sel-sel hati (hepatosit) yang umumnya disebabkan oleh infeksi atau faktor lainnya. Penyakit ini memiliki beberapa jenis, diantaranya Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, dan Hepatitis E. Jenis hepatitis yang paling umum dan sering dijumpai adalah Hepatitis B. Secara global, terdapat sekitar satu hingga 8 juta anak-anak usia 5 tahun terinfeksi virus Hepatitis B. Selain itu, tercatat bahwa penyakit tersebut menyebabkan sekitar 1 juta orang meninggal dunia setiap tahun.
Tidak semua kasus hepatitis menimbulkan gejala. Jika adapun biasanya bersifat ringan. Gejala yang akan dirasakan adalah mual atau muntah, Demam dan lemas, feses berwarna pucat, mata dan kulit berwarna kekuningan, nyeri pada perut, berat badan turun, urine berwarna gelap seperti teh, dan kehilangan nafsu makan.
Di Indonesia, penyakit hepatitis juga menjadi masalah serius untuk diperhatikan karena banyaknya jumlah penduduk. Tingkatan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya yang beragam memiliki pengaruh besar terhadap kondisi kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang dimiliki oleh golongan menengah ke bawah diantaranya terkait dengan gizi, penyakit menular, dan kurangnya kehigienisan sanitasi. Adapun golongan menengah ke atas harus menghadapi masalah gaya hidup dan pola makan.
Beberapa virus yang menyebabkan penyakit hepatitis adalah virus Hepatitis A (HAV), Hepatitis B (HBV), Hepatitis C (HCV), Hepatitis D (HDV), dan Hepatitis E (HEV). Faktor lain yang dapat menimbulkan penyakit hepatitis diantaranya komplikasi penyakit lainnya, konsumsi alkohol, efek samping obat-obatan atau zat kimia, lemak berlebih, dan penyakit autoimun.
Ayo Mengenal Jenisnya!
1. Hepatitis A
Hepatitis A termasuk jenis hepatitis akut. Penyebabnya adalah virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini ditularkan melalui makanan yang sudah terkontaminasi dari penderita penyakit hepatitis A lainnya. Gejala yang akan dirasakan adalah mual, nyeri perut, gangguan nafsu makan, kelelahan, dan demam ringan. Jika seseorang telah mengidap hepatitis A, pengidapnya dapat pulih dan kebal dari virus ini. Saat ini, sudah terdapat vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah terjadinya hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hepatitis B termasuk dalam jenis hepatitis kronis yang tergolong rentan dan berbahaya hingga menyebabkan kematian. Khusus untuk hepatitis B cara penularannya cenderung karena adanya kontak darah, antara penular dengan seseorang melalui jarum suntik, alat mandi, sampai transfusi darah. Penularan hepatitis B juga bisa terjadi lewat kontak cairan tubuh, baik air liur sampai air mani. Bahkan, penularan jenis virus hepatitis ini juga bisa terjadi saat persalinan. HBV dapat dicegah melalui vaksin yang aman dan juga efektif. Hepatitis kronik dapat berkembang menjadi fibrosis hati atau sirosis hati yang ditandai dengan adanya jaringan luka yang menyelimuti hati, sehingga fungsi hati tidak dapat berjalan secara optimal dan dapat terjadi gejala gagal hati seperti ikterus (penyakit kuning), bengkak pada kedua tungkai, cairan di perut (asites), dan gangguan kesadaran.
3. Hepatitis C
Jenis virus hepatitis C tidak jauh berbeda dengan hepatitis B. Penularannya bisa terjadi melalui perpindahan darah ataupun lewat hubungan intim. Kasus akan jenis hepatitis ini memang cukup jarang, namun tidak boleh dipandang remeh karena cenderung bisa menimbulkan komplikasi kanker. Sejauh ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah HCV dan masih dalam tahap penelitian.
4. Hepatitis D
Virus hepatitis D hanya terjadi pada seseorang yang juga mengidap HBV. Infeksi ganda pada HDV dan HBV dapat mengakibatkan penyakit yang lebih serius dibanding satu hepatitis. Virus ini mampu mempercepat proses fibrosis hati sehingga mempercepat terjadinya sirosis hati dan meningkatkan risiko kanker hati. Namun, pemberian vaksin hepatitis B, secara otomatis dapat memberikan perlindungan dari HDV.
5. Hepatitis E
Virus hepatitis E biasa disebarkan melalui konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi. Virus ini kerap terjadi di negara berkembang yang masih memiliki masalah terkait sanitasi air yang baik. Sebagian kecil pasien yang terinfeksi hepatitis E dapat menjadi hepatitis kronik, terutama pada pasien dengan kondisi imunitas yang menurun.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
1. Vaksin hepatitis
Dalam hal ini vaksin dilakukan sebagai cara pencegahan yang efektif untuk menekan jumlah kasus hepatitis. Namun, sejauh ini vaksin yang tersedia adalah vaksin untuk hepatitis A dan B. Biasanya vaksin hepatitis diberikan ketika bayi, tetapi orang dewasa dan juga anak remaja masih bisa melakukan vaksinasi sesuai dosis yang disesuaikan. Untuk ibu hamil ketika akan di vaksin perlu berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter.
2. Rutin mencuci tangan
Menjaga kebersihan adalah kunci utama terhindari dari penyakit. Rutin mencuci tangan menjadi salah satu cara mencegah hepatitis. Terutama hepatitis A dan E. Karena kedua jenis virus ini dapat menular dari feses ke makanan atau minuman yang dikonsumsi.
3. Tidak menggunakan alat kebersihan diri bersama orang lain
Berbagi sikat gigi, alat cukur, gunting kuku, dan alat pribadi lainnya dapat meningkatkan risiko hepatitis, terutama hepatitis C. Bila darah orang tersebut menempel di salah satu alat kebersihan Anda, kemungkinan virus dapat masuk ke dalam tubuh.
4. Hindari berbagi jarum suntik
Jarum atau alat suntik yang tidak steril bisa menjadi sarana penyebaran virus hepatitis. Pemakaian jarum suntik yang sembarangan seperti pada pembuatan tato atau penggunaan obat terlarang juga menjadi media penyebaran virus.
5. Perhatikan kebersihan makanan dan minuman
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, makanan dan minuman yang terkontaminasi menjadi rute penularan virus hepatitis. Maka dari itu usahakan konsumsi makanan yang matang, dan diolah dengan higienis.
Apakah Kita Dapat Tertular?
Selain faktor alkohol, penyakit autoimun, dan efek samping obat-obatan, penyebab utama penyakit hepatitis adalah virus, sehingga kemungkinan penularan dapat terjadi. Salah satu virus hepatitis yang dapat menular melalui darah adalah HCV, yang umumnya terjadi karena transfusi, melalui jarum suntik, alat-alat medis yang tidak steril, ataupun alat-alat yang dapat melukai kulit yang digunakan secara bersama. Hepatitis A dan E menular melalui makanan, minuman, atau sumber air yang tercemar feses yang mengandung virus HAV dan HEV. Penyebaran virus HBV dan HDV juga dapat melalui kontak darah atau cairan tubuh yang terinfeksi virus tersebut. Selain dengan perantara alat medis, virus ini juga dapat disebarkan oleh ibu pada janin yang dikandungnya ataupun melalui hubungan intim.
Apa yang Harus Dilakukan Oleh Penderita?
Inilah hal-hal yang bisa dilakukan ketika mengidap penyakit hepatitis:
1. Perilaku gaya hidup sehat
Menjalani gaya hidup sehat seperti menjaga pola makan dan berolahraga rutin akan membantu proses penyembuhan dan mencegah munculnya penyakit baru.
2. Menjalani pengobatan medis
Umumnya penderita tidak merasakan gejala hepatitis sampai setelah beberapa minggu atau hingga terjadinya gangguan fungsi hati. Perlu dilakukan diagnosis dimulai dari pemeriksaan fisik, tes fungsi hati, tes antibodi virus hepatitis. USG perut, biopsi hati, pemeriksaan faktor koagulasi, dan tes PCR. Pengobatan medis dapat dilakukan dengan mengunjungi fasilitas kesehatan yang memadai.
3. Mengonsumsi makanan yang baik dan sehat
Makanan yang sehat membangun raga yang kuat. Sesuatu yang dikonsumsi oleh penderita akan sangat memengaruhi kondisi tubuhnya. Hindari memakan makanan yang tidak sehat seperti makanan cepat saji, makanan dan minuman yang kurang matang, dan makanan berminyak. Sebaliknya, biasakan makan makanan bergizi seimbang, dan jangan lupa mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
Hindari Melakukan Kegiatan Ini!
Hal-hal yang perlu dihindari oleh orang yang mengidap hepatitis adalah sebagai berikut:
1. Makan makanan yang Digoreng
Makanan yang digoreng mengandung lemak trans yang sulit dicerna hati. Mengonsumsi makanan jenis ini bisa menambah beban kerja liver. Lemak yang sulit dicerna akan menumpuk di liver sehingga menimbulkan perlemakan hati. Perlemakan hati dapat membentuk jaringan ikat fibrosis yang memperparah peradangan liver.
2. Makan makanan Cepat Saji
Selain rendah serat, makanan cepat saji (junk food) tinggi kadar lemak dan karbohidrat yang telah melalui serangkaian proses pengolahan.Kandungan tersebut menghasilkan asam lemak trans yang bebas di dalam darah. Ketika asam lemak ini menumpuk di liver, hati mengalami peradangan lokal sehingga bisa memperburuk hepatitis.
3. Makan makanan dan Minuman yang Kurang Matang
Makanan dan minuman yang kurang matang dilarang dikonsumsi orang dengan penyakit hepatitis. Jenis asupan ini berisiko terkontaminasi virus hepatitis E. Virus hepatitis E bersama kuman lainnya dapat dimatikan dengan mengolah makanan dan minuman hingga matang.
4. Makanan dan Minuman Manis
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan seperti soda, soft drink, permen atau camilan kemasan lainnya berisiko merusak hati. Hati menggunakan satu jenis gula yang disebut fruktosa untuk membuat lemak. Terlalu banyak fruktosa dapat menyebabkan penumpukan lemak yang memicu kerusakan pada hati.
5. Mengonsumsi minuman Beralkohol
Interaksi alkohol dengan penyakit hepatitis sangat kompleks. Walaupun mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti, penelitian membuktikan bahwa asupan alkohol bisa bikin virus yang menginfeksi pengidap hepatitis makin memperbanyak diri. Alkohol juga meningkatkan kerusakan sel hati dan mengurangi kemampuan sistem kekebalan dalam menghadapi virus. Karenanya, penderita hepatitis dilarang minum alkohol.
6. Melakukan seks bebas
Penderita penyakit Hepatitis B dapat menyebarkan melalui darah, air mani, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk melakukan hubungan seks aman guna mencegah penularan kepada pasangan.
7. Berbagi perawatan pribadi dengan orang lain
Bagi penderita penyakit hepatitis B, hindari menggunakan barang pribadi, seperti alat mandi, pakaian, atau alat pribadi lainnya secara bersamaan.
Fenomena hepatitis akut misterius
Setelah covid 19 mereda, kasus hepatitis baru yang masih belum diketahui asal-usulnya akhir akhir ini dijumpai pada anak. Sebetulnya hepatitis ini bersifat akut, tetapi virus yang memicu kasus hepatitis ini ternyata tidak terdeteksi dalam tes hepatitis A, B, C, D, dan E sehingga disebut sebagai hepatitis akut misterius. Penyakit misterius ini telah terdeteksi pada sekitar 300 anak yang terkena dampak penyebarannya dari 20 negara di seluruh dunia. Pengobatan dan penanganan hepatitis misterius ini belum bisa dilakukan secara pasti karena penyebabnya yang masih belum jelas.
Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan WHO terhadap 169 kasus, hipotesis utama yang didapatkan adalah diduga pemicu hepatitis tersebut merupakan adenovirus. Adenovirus adalah salah satu kelompok virus yang umum dan sering menyebabkan gejala seperti flu biasa. Dari 169 kasus, sebanyak 74 kasus diketahui ada infeksi adenovirus. Sebanyak 18 anak di antaranya terinfeksi adenovirus tipe 41 yang umumnya memicu gejala terkait dengan pernapasan dan pencernaan. Meskipun begitu penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut. Namun, kita perlu waspada terhadap hal tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Gejala awal yang biasanya menyerang saluran pencernaan dan diikuti dengan demam ringan diwaspadai.
2. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat sebelum munculnya gejala lanjutan (seperti kulit dan mata menguning sampai hilang kesadaran), anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Jika kesadaran dan kondisi semakin menurun, anak supaya segera dilarikan ke ICU. Penyebaran dan penularan hepatitis akut ini kemungkinan adalah melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang dikonsumsi penderita. Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati. Selain dilakukannya deteksi dini, untuk dapat menghindari penularan hepatitis misterius ini adalah dengan melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya:
1) Mencuci tangan
2) Minum air bersih dan matang
3) Konsumsi makanan yang bersih dan matang
4) Membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya
5) Menggunakan alat makan pribadi, sebaiknya dipisah antara orang dewasa dan anak.
6) Memakai masker dan menjaga jarak.
#BIROP2M
#Bidang3
#KSRPMIUNITUPI
#Tiadakataberhentiuntukterusberarti
REFERENSI
● Gozali, A. P. (2020). Diagnosis, Tatalaksana dan Pencegahan Hepatitis B dalam Kehamilan. Cermin Dunia Kedokteran, 47(7), 354-358.
● author, L. (2022, October 18). Jenis Hepatitis dan Masing-masing Penyebabnya. Lifebuoy.co.id; Lifebuoy.https://www.lifebuoy.co.id/semua-artikel/berita-kesehatan/jenis-hepatitis-dan-masing-masing-pen yebabnya.html
● Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1993/hepatitis-jenis-penyebab-gejala-dan-pengobatan#: ~:text=Virus%20yang%20yang%20dapat%20menyebabkan,virus%20hepatitis%20E%20(HEV).
● Kiat Mencegah Penularan Penyakit Hepatitis. (2022, May 18). Hello Sehat. https://hellosehat.com/pencernaan/hati/pencegahan-hepatitis/
● Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI.
● Sari, W., & M Kes Oei Gin Djing, A. (2011). Care yourself, hepatitis. Penebar PLUS+.
● Sherman, K. E., & Kottilil, S. (2017). Hepatitis A and E. Schiff’s Diseases of the Liver, 563–583. doi:10.1002/9781119251316.ch23
● Siloam Hospitals Editor. (2023). Hepatitis Misterius pada Anak? Kenali Gejala dan Penanganannya! [Online]. https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/hepatitis-misterius-pada-a ak-kenal i-tahapan-gejala-dan-penanganannya
● Primaya Hospital. (2022, June 30). Hepatitis Akut Misterius: Gejala, Penanganan, dan Pencegahan. Primaya Hospital. https://primayahospital.com/anak/hepatitis-akut-misterius/
0 Komentar